Saturday 3 March 2012

Bersepeda Keliling Indonesia


Menembus lalu lintas sabtu pagi Jakarta tidak sampai membuat dahi mengkerut kerut karena hampir semua kantor tutup pada hari ini. Waktu yang kami habiskan dijalan hanya sekitaran 1 jam saja untuk sampai di gate Taman Mini Indonesia Indah (TMII).  Mobil kami parkir di depan teater keong mas.  Maksud hati ingin pernah merasakan nonton di dalam teater ini, maka saya pun antri di barisan pengantri tiket, karena tempat antrian lumayan panjang sampai di depan loket saya baru bisa dengan jelas membaca tulisan besar harga tiket. Untuk pertunjukan biasa harganya 50ribu.  Mbak penjaga loket menanyakan berapa tiket yang akan saya beli dan dengan pelan saya menjawab, heee..hee..Gak jadi mbak!(sambil cengar cengir).  XXI aja harganya 20ribu isinya film hollywood.

Taman mini itu isinya ternyata bukan anjungan budaya daerah saja tetapi juga ada puluhan museum yang gede gede, taman taman, taman bermain, gedung gedung pertemuan, dan sarana edukatif lain. Dengan waktu terbatas ditemani sebotol air mineral yang saya beli di dalam dengan harga 2 kali harga indomaret saya berjalan ke gedung purna bakti pertiwi, gedung kesayangan pak harto yang berbentuk tumpeeng atau gunungan, megah tapi sayangnya terlalu besar jadi rasanya sudah malas mau masuk. Gerakan saving tenaga ditengah teriknya cuaca.

rumah minangkabau
Setiap orang yang ke taman mini pasti mau masuk ke dalam rumah-rumah adat kan?? Gak ada yang ke sini karena alasan mau ke museum saja.  Berhubung anjungan ada 30an lebih dan jaraknya jauh, kami memilih mengelilingi dengan sepeda tandem yang kami sewa selama 3 jam. Petualangan di mulai dari Aceh, dilanjutkan Sumatera Utara tempat kami mencoba lompat batu pulau nias yang pertma saya kenal dari uang seribuan. melihat tinggi batunya aja udah ciut nyali. tapi sayang kalu tidak mencoba. percobaan loncatan pertama sampai terakhir hasilnya gagal. disamping rumah nias ada rumah batak Toba yang sedang rame karena sedang ada reuni sebuah perkumpulan orang batak yang organ tunggalan keras keras. Pindah  ke sumatera barat untuk mencari tahu isi rumah gadang dan baju pengantin orang minang. 

Mencari rute teredekat, kami langsung ke pulaunya masyarakat dayak. kayuhan sepeda mendarat di depan kalimantan barat, rumah orang dayak itu berupa panggung yang besar besar, kalu dibayangkan bisa memuat    berpuluh-puluh anggota keluarga, disamping itu mereka juga punya semacam rumah pohon yang tinggi didalamnya ada seperti tempat raja bertahta. Bersebelahan dengan itu adalah kalimantan selatan milik masyarakat banjar, ke tempat ini hanya karena teman saya adalh keturunan banjar.

Di tempat lain kami hanya island hoping (loncat dari dayak kalteng, ke toraja ke yogyakarta, ke NTT, dan Bali. Semua punya aura tersendiri. pengalaman berharga disini adalah  nama taman mini tidak mencerminkan luasnya. meskipun demikian hanya di tempat inilah kita bisa berkeliling indonesia dengan sepeda meskipun perlu stamina prima.
rumah joglo yogyakarta
tongkonan toraja

No comments:

Post a Comment

thankyou for your comment..