Sunday 13 November 2011

ENJOY JAKARTA FROM THE ROOFTOP

Suara Ibunya Aris membangunkan saya, seperti juga hari sebelumnya. Panggilan ini menandakan jam sudah menunjuk angka setengah tujuh pagi. Waktu sarapan pagi di keluarga ini dan semua harus berpartisipasi. Sambil mengusap pinggirin bibir takut masih ada sisa material tidur, saya pun menuju kamar mandi untuk mencuci muka dahulu. Sudah hari ketiga saya homestay tetap saja masih terasa kaku harus sarapan bersama. Timer saya sarapan bukanlah rasa kenyang tapi kalo yang lain sudah terlihat akan selesai maka saya akan menaikkan speed  supaya bisa selesai lebih dahulu.  Aris, Ayah, dan ibunya sudah berangkat ke pekerjaan masing masing, saya pun tinggal sendiri dan betapa malas rasanya harus kembali ke jalanan jakarta mengingat panas dan macetnya.

Satu, dua, tiga, kakinya bergerak menuju jalan  mencari bis kota yang menuju matraman.  Jalur singkat yang saya dapatkan dari proses konsultasi dengan ayahnya aris saat sarapan.  Dari bis kota saya meloncat ke busway meluncur menuju halte salemba UI. Dari sinilah perjalanan kaki di mulai menuju taman ismail  marzuki.  sebagai navigator kali ini adalah si manis peta atlas IPS yang saya beli di yogyakarta plus bertanya sama satpam SD cikini.

modern architecture building behind TIM
APA YANG SAYA DAPATKAN di TIM, untuk pertunjukan planetarium ternyata harus datang berombongan dan  sore, bukan itu saja pertunjukan untuk hari ini tidak ada. Sungguh terlalu, kok tidak sesuai dengan yang di brosurnya.  Biar gak terlalu sia sia, saya mencari objek yang bisa dieksplor di sekitar tempat ini sambil menyusun rencana B. Di belakang TIM ada institut kesenian jakarta dan gedung pertunjukan yang arsitekturnya sangat modern. Terlihat sekali kalau gedung itu di bangun sama anak sekolahan, bukan tukang bangunan saja. Di depanya ada toko toko buku tetapi sayang saya sama sekali tidak nyambung membaca buku yang dijajakan, isinya sastra yang kata katanya di awang awang otak saya, sama sekali saya tidak paham.

jalan panjang ke monas
Krucuk krucuk...suara lambung semakin memperkeruh suasana. Berbekal filosofi “tiada logika tanpa logistik”, mau gak mau saya mampir di warung makan padang di pinggir pejalanan saya menuju halte salemba. Harga makananya cukup terjangkau. Tapi mahal untuk ukuran emperan. setealah logistik terpenuhi, logika pun hidup lagi, dan saya siap menjejalkan diri  lagi di dalam busway menju arah monas. Saya mau ke monas sendirian.mungkin asik kali ya.

from the top of monas
HIDUP ADALAH PERJALANAN kaki, turun di halte museum nasional dilanjut jalan kaki ke area monas yang hampir 1 kilometer di jam 12 siang jakarta raya. Wow. Saya pun tidak tau apa yang akan saya lakukan di monas. Tapi akhirnya inilah yang saya lakukan di monas. Membeli tiket dengan kartu mahasiswa seharga 2ribu rupiah, mengantre lift bersama rombongan ABG jakarta berisik yang sepertinya baru pertama kali ke monas. Nelpon dan smsan dpuncak monas, mencocokan  pemandangan nyata gedung gedung yang ada di depan mata dengan keterangan gambar yang ada. Mengambil foto landscape gedung jakarta dari 4 sisi dan turun lagi.

Pulang ke tempat awal, akhirnya saya sampai di salemba lagi. Berjalan menuruni jembatan penyebrangan sepanjang 50 meter mengantarkan tepat di depan gedung fakultas kedokteran UI. Poster besar bertulis kampus bebas asap rokok langsung dengan mudah bisa dilihat oleh siapa saja yang lewat. Bebas asap rokok tetapi penuh dengan asap bajaj dan bus kota.  Disinilah saya benar benar awkward, menjadi asing diantara mahasiswa mahasiswa FK UI yang terlihat sangat kekotaan sekali. Lama sekali rasanya menunggu di depan perpustakaan, tapi yang agak aneh adalah kampus ini terlihat sangat sepi menurut saya. 

Cukup lama melayang layang menjadi alien di depan perpustakaan akhirnya dua manusia yang ditungguin (apakah merasa ditunggu??) datang satu persatu. Kita langsung kembali menyetop abang bajaj dan jalan kaki ke TIM. Bener saja ternayata sore ini pun planetariumnya tidak buka. Waduh gak ada rasa belas kasihannya si Tim udah jauh jauh dari jogja dan udah dua kali dalam sehari bela belain datang eh gak buka juga, padahal harusnya jadwal buka. Tapi ya apa daya, berhubung TIM bukan punya mbah saya, ya gak bisa dipaksa juga. Akhirnya kembali berjalan kaki kembali mencari pengobat hati  menuju arah bioskop barang kali ada film bagus untuk ditonton, tapi tetep tidak mendapat yang sreg dihati. 

on the RSCM rooftop
Kegiatan pamungkas terakhir adalah tour the RSCM dan FK UI. Pertama dimulai dari naik ke rooftopnya gedung perawatan yang baru. Atap tempat larinya ko ass koass penat. Tempat untuk melihat  view jakarta dalam frame yang lebih luas, juga tempat berfoto foto. Selain itu juga ke bagian yang mendaat tempat khusus dihati saya yaitu bagian saraf dan ilmu penyakit dalam walaupun sempet tersasar ke dalam ruang forensik yang didalamnya amsih ada dokter dan koass yangs edang berkegiatan (tau lah lagi ngapain..)

Sehabis dari RSCM, mulailah ke gedung stovia, nama FK UI dulu. Gedungnya tua dan menyeramkan apalagi saya mengubeknya pas maghrib sudah lewat. Dari ubekan di gedung ini ada 2 patung utama yang saya ketemukan yaitu patung pak ciptomangunkusumo dan bapak abdurahman saleh. Memang semua tokoh awal perjuangan itu adalah mahasiswa kedokteran. Hebat toh! Mantab toh! (dulu tapi ee). Siapa yang menyangka tour ketempat kelahiran suster ngesot ini bisa membuat sangat lelah.

jadwal praktek si bebek
Waktu sudah malam, perut sudah lapar, dan mata sudah ngantuk. Indahnya kalau sudah di rumah, mandi, makan, lalu tidur. Tapi hidup tidak mudah kawan. Kami masih menunggu dengan sabar  kedatangan busway di halte. Busway malam itu sudah mulai baik pada saya dengan memberikan kursi untuk saya duduki sampai pertigaan ke arah tebet, menyambung anngot samapailah di jalan sebelum tebet untuk singgah ke bebek kaleyo spesialis yang membuka prakteknya pada pukul 11- 23.00 (bebek ini sekolah di FK mana ya dulunya??). antrean da waiting list yang berbaris bisa memebrikan jawaban tentang rasa makananya. Pasti enak. Dan memang saya akui enak dan murah untuk jakarta. Rasa tidak enak lama lama duduk karenasih banyak yang natri. Kami langsung keluar dan masih jalan kaki sejauh lebih dari 3 km untuk sampai di rumah dan beristirahat.









Thursday 27 October 2011

BELAJAR INDONESIA DI MUSEUM NASIONAL JAKARTA


Etno indonesian on spotlite

Meja penjualan karcis terlihat sangatlah formal dengan penjaga karcis berpakain mirip petugas imigrasi bandara.  Mungkin karena ini museum negara, biar gak terkesan ecek-ecek. Harga tiket untuk local visitor sebesar  Rp 5.000 (setara 1 minuman suplemen, sebut saja Mijon). Taukah anda ??  harga tiket tahun 2007 sebesar  Rp.750 rupiah, saya ulangi, harga tiketnya tujuh ratus lima puluh rupiah (tidak ada kesalahan pada mata anda, otak anda, maupun layar komputer anda), sungguh...harga yang sangat tidak logis dan terkesan tidak serius. Pantesan museum hidup segan mati tak mau.  Kebanyakan orang punya adat kalo harga murah malah dilicehkan, kalo mahal malah diincar...apapun alasannya harga segitu emang gak logis. Ke museum memang bukan pilihan kebanyakan orang untuk mengisi suatu liburan, apalagi ke museum sendirian di kota lain pasti tidak pernah menjadi pilihan anda. Bagi yang jarang atau bahkan belum pernah ke museum bisa bergidik saat jalan di tengah remang remang museum replika patung yang ekspresinya membuat terkesan hidup.

Di ruang etnologi saya asyik sekali memandangai peta timbul yang terpampang besar didinding dengan profil etnis di tiap propinsinya. Saking autisnya memantengi aneka rencong, say agak sadar ada orang disebelah saya. Hampir saja nabrak.
Wayan  “Hello, sorry..bla.bla...where do yo come from:
Maria : i come from Finland..but recently i study in Singapore. Just finished!
Melihat penampakannya
Wayan : are you bacpacker? (menebak dari tampakannya)
Maria : yes, “ it is my southeastasian trip.

si gale-gale
Ujung2nya kami ngorol hampir satu jam di depan koleksi rencong aceh. Ternyata maria selanjutnya akan ke Jogja. Saya menyarankan dia naik kereta ekonomi kalo ingin harga murah meriah. Karena dia sehari akan lebih cepat ke jogjanya , kami pun janjian main bareng di Jogja. Serupa tapi tak sama dihadapan patung si gale-gale dari batak toba (anda bisa melihat pertunjukan atung si gale gale yang bisa bergerak gerak sambil ikut menari tor tor di pulau samosir). Tiba tiba saja terlibat obrolan dengan bapak muda yang ternayata seorang yang hobby jalan jalan hampir ke semua daerah di Indonesia.. Dia sangat bahagia katanya kalo berkunjung ke jogjaliat dari gelagat yang kayaknya masih akan bercerita panjang lebar, saya memotong pembicaraan dan pamit pergi duluan.

Ruangan etnografi ini seluas lapangan bola dengan atap tinggi ala eropa dan tanpa tiang penyangga, makin tambah terlihat luas. Satu demi satu lemari yang berjejer dari barat ke timur saya tengok dan baca satu persatu. Habisnya menarik dan so many something new and i have never seen before.  Kluster etno jawa selalu khas dengan kumpulan gamelan dan seni topengnya. Di tengah tengah etno yogyakarta ada patung kuda terbang berpenunggang wanita. Tebak siapa?? Tentu saja bukan wanita berkalung sorban yang sedang menunggang kuda tetapi, nyi roro kidul dari laut selatan yogyakarta. Penggambaran nyi roro kidul yang sangat jawanidan jarang diekspose.  

men brayut
pan brayut
Menyebrang ke etno Bali, tidak perlu di ekspos panjang lebar, budayanya sudah sangat dikenal orang bahkan melebihi dikenalnya Indonesia itu sendiri. Ingatt pertanyaan ini? “ Indonesia itu dimananya Bali??”. Sebagai orang berdarah Bali saya baru tahu nama patung lucu yang sering saya lihat di bali. Patung ibu bali digerendoti (susah nyatir bahasa Indonesianya) banyak anak di pundak, tangan, kaki, perut juga ada patung bapak bali memakai udeng (penutup kepala khas bali) yang digantungi banyak anak. Nama mereka adalah pan brayut dan men brayut (Gmana ya ngejelasinnya...lucu aja bahasanya). Brayut itu sendiri dari kata mebrayut artinya ya menggatungi (mengerendoti) rame rame melambangakan/simbol dari kesuburan. Maklum pepatah lama “banyak anak banyak rezeki.

dayak tattoo
tattoo equipment
Siapa yang tidak tahu tatto?? Apa kesan anda kalo melihat orang berwajah dingin bertatto banyak ,.pasti langsung berpikiran orang kriminal. Tidak begitu dengan suku dayak di kalimantan. Suku ini mempunyai adat bertatto (aslinya, sekarang udah jarang). tatto di buat dengan cara yang amat menyayat nyayat (emang bener kok). Kulit dilukai dengan semacam duri/logam kemudian di beri tinta dari warna tumbuhan supaya meresapnya sampai ke daging daging kayaknya. Jadi kan bisa permanen. Dari keterangannya dan hasil ekplorasi saya, tatto ini tidak dibuat sembarangan karena merupakan bagian tradisi. Motif tatto tertentu juga menyatakan status sosial dari si pengguna tatto. Tapi makna yang sama dari semua tatto tersebut adalah fungsinya. Tatto dianggap sebagai cahaya/obor yang akan menerangi jalan menuju keabadian setelah kematian, jadi semakin banyak tatto makan jalan itu akan semakin terang tentunya.

borneo fashion

beauty is painful
Yang menarik lagi dari borneo adalah pakain kayunya kulit kayu disamak dan dijadikan baju, sanagat fashionable sekali. Apalagi wanita asli dayak yang memakai anting berat di telinga sampai sampai telinganya molor, makin molor makin cantik. Kecantikan di tiap etnis berbeda. Seperti juga di daerah chiang mai-chiang rai thailand ada Suku Karen yang para wanitanya memakai semacam tabung logam dililitkan di leher supaya lehernya tumbuh panjang karena leher panjang itu cantik (bagi mereka), lain lagi di cina kuno, wanita dipakaikan sepatu besi atau bebat di kaki agar kaki tumbuh kecil, karena wanita cantik adalah wanita berkaki kecil (menurut mereka lagi). Kesimpulannya : beauty is painful.

Toraja sebagai ikon sulawesi saya highlight di museum ini. Pajangan rumah tongkonan, gambar proses pemakaman dan kerbaunya memang terkesan sangat purba. Tau kah anda harga kerbau belang untuk proses pemakaman itu satunya bisa ratusan juta?? Makanya juga semakin banyak kepala kerbau di tongkonan berarti status sosial yang tinggi. Ya iyalah, harganya aja segitu. Siapa juga yang tidak kenal batu lemo tempat pekuburan suku toraja yang di pahat di tebing batu. Gmana caranya memahat batu tebing ya?? Padahal ini sudah ada berabad abad yang lalu. Mereka percaya semakin tinggi letaknya semakin cepat kembali ke alam surga. Patung di pemakaman tebing sendiri adalah patung orang yang dikubur di dalamnya yang memakai pakaian sesuai perannya semasa hidup. Jadi setelah ini apakah jika anda berkunjung ke batu lemo berniat memesan patung diri anda???

ancestor statue
 Di ujung ruangan ada dua patung tingginya mungin 4 meteran karena hampir menyentuh langit langit museum. Patung ini bentuknya sangat mistik. Saat didekati dan dibaca keterangannya ternyata patung nenek moyang suku asmat Papua. Yang dikiri laki laki dan kanan perempuan, terlihat dari tampakan kelaminnya.  Fungsi dari patung nenek moyang sama halnya denga suku lain semisal dayak biasanya sebagai penolak bala, kesuburan, penyembuh, dan semacamnya. Makanya biasa diletakkan di pintu masuk desa atau depan rumah. Hmmm..di area ini juga banyak underwear asli Papua dipajang, Koteka. Dari segala macam ukuran (herannya gede gede lo..) dan bentuk. Kalau Armani atau Christian Dior dari Papua, pasti dia akan membuat koteka ini menjandi trend fashion dunia. Pertanyaannya?? kapan saya bisa ke Papua ya??

Di belakang ruangan etno masih ada ruangan rumah adat semua suku di Indonesia. Bukan gambar tapi benar benar rumah, baik ukuran biasa atau seukuran rumah-rumahan . Asli lo! Pindah dari sini ada ruangan yang lebih terang dan lebih banyak tulisan. Ruangan ini berisi pembahasan dan artifak dari lima agama di Indonesia. Hindu, Buddha, Islam, dan Christian. Dari semua tempat dan sumber yang memajang pembahasan mengenai Hindu, baru di museum nasional ini yang berisi penjelasan yang sesuai menurut saya. Bandingkan dengan di tempat tempat lain, buku sejarah, bahkan di televisi nasional banyak salah menjelaskan dan cenderung merusak isi yang sebenarnya. Ya iyalah yang membuat penjelasan bukan dari pemeluk agamanya.

indo textile
Di ruangan tekstil memajang aneka jenis kain asli dari seluruh wilayah Indonesia. Mulai dari tenun ikat, batik, songket. Dari sini juga saya tahu kalau tenun gringsing asal desa tengenan karang asem bali adalah salah satu the best di dunia (fakta tertulis lo..). Heran nya saya, sudah 20an tahun hidup di Indonesia baru tahu ada ratusan macam jenis kain dan motifnya, semua bagus bagus, indah indah, bagus coraknya ya bagus juga bahannya. Kalo ditanya apa sebenernya yang di motif itu, ternyata sanagt simpel penjelasannya. motif hewan, motif tumbuhan, motif serangga, tapi kalau sudah ditenun jadinya shopisticated. Sebut saja lagi tenun gringsing, tenun ikat dari flores, songket sumatera. Disimpulkan secara asal asalan, cara pembuatan motif kain ada dengan di tenun (misal tenun ikat, songket, dll), di gambar (misal batik), dan di sulam (misal kain tapis lampung).  Ruang pamer kain saat itu sepi banget, i was the one and only there!

yupa yupanya ini yupa
adityawarman
Di selasar tengah diii oleh artefak sejarah Indonesia. Mulai dari prasasti sampai arca. Dulu saya hanya  melihat semuanyadi gambar dalam buku sejarah karangan pak Wayan badrika (buku sejarah Erlangga), ternyata barang aslinya ada di tempat ini. Sekilas yang langsung saya ajak foto adalah Yupa yang terkenal dari kerajaan kutai. Yupa paling membekas di otak saya akrena kerajaan Kutai selalu menjadi pembuka sejarah Hindu budha, jadi yupa lah yang menjadi gambar prasasti pertama di buku sejarah . Bentuk aslinya berupa batu persegi yang bertulis huruf pallawa (mirip huruf Tamil India). Arca disini banyak sekali, ya tentunya berasal dari zaman kerajaan Hindu Buddha. Dari ribuan arca yang ada (sampe segitu gak ya??), ralat menjadi ratusan arca yang ada bisa dilihat ciri arca Budha atau Hindu. Arca Budha biasanya ada sikap tangan (mudra)  yang khas. Sedangkan arca hindu yang ada di sini umumnya beraliran Siwa seperti Ganesha, Siwa itu sendiri yang ditandai dengan atribut bermata tiga, ular, rambut bergulung keatas, trisula, atau berupa lingga-yoni. Ada juga Durga yang disimbolkan dengan wanita, tengkorak dan simbol peperangan serta kematian. Dari semua itu yang paling menyita lapang pandang adalah Arca Adityawarman, besar tinggi di sentral depan pintu masuk. Ada yang tau siapa Adityawarman?. Beliau adalah keturunan melayu padang-majapahit. Salah satu buktinya, nama museum terkenal di Padang adalah museum Adityawarman .

from the east side
Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa dilihat, ada ruang perunggu yang isinya semua peninggalan dari perunggu seperti nekara yang ukuran sebesar drum oli sampai perhiasan berukuran mini. Ada juga ruangan Thailand yang merupakan kerjasama Kingdom of Thailand dengan RI isinya semua tentang keindahan Thailand dengan wat watnya di bangkok maupun Ayuthaya. Thailand memang punya peran khusus di museum ini. Nama museum nasional ini sendiri kurang populer. Semua orang lebih mengenalnya dengan sebutan museum gajah. Kenapa?? Ya tentu saja karena ada patung gadjah berbahan perunggu berwarna kehijauan berdiri di depan gedung museum ini. Trus hubungannya apa sama Thailand?? Patung ini sumbangan dari raja Chulalongkorn Thailand.

the museum itself
Waktu keluar dari museum ini nyesel juga, ternyata hari ini ada english dan french tour. Sayang sekali gak telat ikut. Lumayan bisa diguide gratis dalam english dan french. Kalo dalam bahasa asing pasti penyampaiannya bakal textbook dan lengkap, dan yang lebih penting ini gratis. Saat melangkah ke jalan raya, liat mbak dan bapak yang foto di depan patung gajah membuat saya keingin-ikutan foto disitu, sayang sekali lagi..saya lagi solo travel jadi males dah minta orang lain buat fotoin. Alhasil saya foto gadjahnya saja.



























Friday 30 September 2011

Yogyakarta, kingdom of joyful

Yogyakarta masih menjadi salah satu tujuan wisata utama di Indonesia. Dengan datang ke Yogyakarta semua yang anda inginkan dan cari selama ini bisa anda dapatkan sekaligus. Kota paling bersejarah di Indonesia ini juga dikenal sebagai kota pelajar karena jumlah perguruan tingginya yang banyak. Selain itu, kentalnya nuansa budaya menjadikan orang yang datang kesini bisa merasakan nansa keramahnya Asia.



borobudur temple
Dengan datang ke Yogyakarta banyak hal yang dapat dilihat, mulai dari bangunan heritage, event budaya, pemandangan alam yang indah. Siapa yang tidak pernah mendengar Candi Borobudur. Candi buddha terbesar dan termegah di dunia ini dapat ditempuh dalam waktu 45 menit dari pusat kota, menikmati candi ini paling mengesankan pada pagi hari saat matahari terbit karena sensasi kesakralan dikelilingi pegunungan dan kabut menambah kedamaian dalam hati. Belum lengkap jika belum mengunjungi candi budha di dekatnya yaitu candi mendut yang didalam ada patung budha suci, tempat ritual waisak sebelum menuju borobudur.

buddha inside the mendut temple

prambanan temple
Hanya 15 menit dari bandara sampailah di Candi prambanan, candi hindu tertinggi di dunia yang memiliki arsitektur yang menawan. Cobalah amati relief ramayana yang terpahat didinding candi sambil menikmati agungnya kompleks candi di bawah langit biru. Tidak jauh dari sini, ada candi cantik bernama candi sewu dan candi plaosan yang beraliran budha.

north plaosan temple
sewu temple
Perjalanan anda menelusuri jejak purbakala dapat anda akhiri di candi ratu boko yang terletak diatas bukit. Sungguh sempurna menikmati sunset perak diantara reruntuhan candi. Malam harinya bisa diisi dengan menyaksikan pagelaran sendra tari ramayana yang bergaya klasik sambil menikmati romantisnya malam berlatar candi prambanan.


the gate of ratu boko temple
sendratari ramayanana
Dengan menginjakkan kaki di titik 0 kilometer yogyakarta, tepat di ujung jalan malioboro yang menjadi landmark kota,  naik andong atau becak bisa menjadi pilihan mengasikkan untuk menyelami atmosfer kota Jogja. Ke arah utara anda bisa melihat tugu jogja yang kecil tapi bermakna besar bagi orang jogja. Di titik 0 sendiri anda bisa berkunjung ke Benteng Vredeberg peninggalan belanda, melihat 1 dari 5 istana presiden yang ada di Indonesia, monumen serangan 1 maret dan gedung gedung kolonial.

colonial building at 0 kilometer of jogja
Sedikit ke selatan anda langsung dihadapkan pada keraton yogyakarta, tempat bertahtanya Raja Sri Sultan Hamengkubuwono X. Di alun alun utara keraton, pada maulid nabi diadakan pasar malam sebulan penuh bernama sekatenan, semua barang dan arena bermain  tersedia dan yang paling penting harganya murah meriah. Di sebelah barat keraton ada mesjid bersejarah bernama Mesjid Kauman yang menjadi tempat acara Gerebeg Gunungan yang diiringi pasukan kerajaan, sunggun event yang seru. Gerebeg gunungan ini ada saat  Maulid nabi, idul adha dan idul fitri.
nite market, sakaten celebration
dance show in the keraton
gerebeg gunungan
Sambil bersantai di atas becak, tidak jauh kemudian akan sampai di Taman Sari, tempat mandinya para putri keraton jaman dulu, sekaligus melihat mesjid bawah tanahnya.  Hanya 5 menit dari taman sari sampailah di alun alun selatan, tempat menikmati keakraban yogyakarta yang merakyat sambil mencoba permainan sepeda tandem atau becak. Bagi kamu yang punya mau mencoba tantangan, silakan mencoba permainan masangin, mencoba berjalan melewati celah antara 2 beringin dengan mata tertutup, kalau berhasil melaluinya, dipercaya permohonannya akan dikabulkan. Tapi benar benar tidak semudah yang dilihat, bisa sampai 9 kali anda  belum berhasil.
taman sari water castle
alun alun selatan keraton
Bagi yang suka wisata alam, Jogja juga tidak kalah seru. Mulai dari  pantai parang tritis yang memiliki kontur ladai dengan hamparan pasir hitam yang luas dengan sunset jingga. Deretan pantai pasir putih juga ada diselatan yogyakarta.  Mau lebih dari sekedar bersantai di pantai, anda bisa menjelajah gua gua yang sangat menantang untuk disusuri.
on the beach of jogja
jogja caving site
Anda juga bisa mencoba sensasi cave tubing menyusuri sungai di dalam gua. Ingin menikmati udara dingin, anda bisa mendapatkan di lereng gunung merapi yang baru saja meletus, sambil menyaksikan hamparan debu vulaknik yang sudah memusnahkan desa desa ditempat ini.  Sedikit horror tapi eksotis dan mengagumkan. Bagi yang  ingin memacu adrrenalin bisa mencoba arung jeram di sungai Elo dan kali progo sambil membelah hijaunya pinggiran yogyakarta.


merapi volcano
gain you adrenalin
Jalan jalan rasanya memang tidak lengkap jika tidak membeli oleh oleh. Membeli batik merupakan suatu keharusan kalau ke Jogja. Segala jenis batik dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau bisa kamu dapatkan. Mulai dari baju, celana, rok, tas, topi, sampai sandal batik bisa kamu dapatkan di seputar malioboro dan pasar Beringharjo. Kaos kaos dengan tulisan kocak khas yogyakarta juga bisa dibeli dengan harga supermurah.
pride to wear batik


Bagi penyuka barang seni yang unik bisa membeli lukisan, patung, keris, miniatur sepeda onthel, miniatur becak, andong atau segala macam mainan tradisional juga ada.  Untuk penyuka perhiasan perak juga bisa mendapatkannya di daerah kota gede sambil sekaligus melihat proses pembuatannya.
keris, traditional weapon of indonesia
Setelah puas jalan jalan dan berbelanja, sekarang waktunya mengisi energi dengan makan makanan khas Yogyakarta. Tentu saja yang pertama dipikirkan adalah Gudeg.  Di sepanjang jalan wijilan dekat alun alun utara kamu bisa mencoba segala macam gudeg yang berjejer disana sejak 50 tahun lalu. Dimana pun di yogyakarta mulai dari pagi sampai tengah malam bahkan dini hari sangat gampang mencari penjual gudeg baik di emperan jalan sampai restoran fine dining. Makanya kota Jogja juga dijuluki Kota Gudeg.


gudeg -jogja typical food
Ingin menyelami kuliner termurah meriah ala Jogja, silakan mencoba makan  di angkringan, tempat makan paling bersahaja dan hanya diterangi lampu minyak. atau lesehan yang menawarkan nuansa keramahan Jogja. Ingin merasakan makanan ala keluarga kesultanan, anda bisa coba di resto tepat di bagian belakang keraton. Makanan yang disajikan adalah makanan yang biasa dihidangkan untuk keluarga Raja. Anda bisa merasakan makan malam bercita rasa keluarga kerajaan ditambah suasana klasik jawa yang mententramkan hati.

yummy duck












Wednesday 31 August 2011

LENGGAK LENGGOK JAKARTA (part 1)


Berlibur Ke JAKARTA ? Kayak gak ada tempat lain aja..!

Ya, itulah salah satu komentar teman  ketika saya  mau jalan jalan ke jakarta. Teman lain bilang, “ ngapain lo ke jakarta?? Kagak ada apa apa...paling macet doang. komentar komentar pesimistik dan sarkastik tentang jakarta memang wajar dan pantas di dapatkan jakarta yang satu indonesia tahu kalo kota ini adalah kota paling ruwet, panas, polusi, macet sepanjang hari, dan isinya orang sibuk plus individualis. Masih ingat saat  menghost teman berlibur di kampung saya di bali dan dia menawari berlibur- mengeksplore Jakarta. Saya mengajukan persyaratan, bahwa jika dia bisa membuatkan 10 kegiatan/tempat yang menarik dan layak kunjung , maka saya mau ke jakarta.
Sejak oktober 2010 exploring jakarta sudah diniatkan tapi selalu saja waktunya tidak pas. Saat saya bisa, teman yang di jakarta jadwalnya sedang penuh, atau sedang tugas di luar kota, dan begitu juga sebaliknya. Hukum alam berbicara, kesempatan sering datang disaat saat mepet.  Malam jam 18.00 tanggal 21 Maret 2011, saya baru menapakkan kaki setelah menempuh perjalanan darat dari sempu (trekking)-malang-Jombang-yogyakarta. Sahabat Jakarta mengabari kalau saya diharapkan sudah sampai dijakarta esok sore hari, karena malamnya dia sudah punya jadwal untuk saya. Nice host, but bad time! posisi saya jauh dalam kondisi yang lebih flexible, sedangkan dia sudah jadwalnya lagi penuh dan sudah menyusun jadwal, tentu saja saya yang harus menyesuaikan. meskipun badan belum siap betul untuk di romusha lagi.

Jadwal mendadak ini memunculkan lumayan banyak masalah : pertama, baju baju saya masih kotor semua setalh perjalanan ke malang-sempu, kedua adalh masalh akademik, saya belum meyiapkan syarat wisuda seperti foto dan dokumen dokumen lainnya, ketiga saya harus potong rambut saya yang sudah panjang dan gatel, keempat kereta pagi tidak ada yang ekonomi murah meriah, kelima walaw masih ada kerte bisnis yang sedikit tapi belum punya tiket...Langkah cepat diambil : jam 18.00 turun dari trans Jogja, jam 18.30 makan malam, jam 19.00 meletakkan barang di kost, jam 19.00-19.45 antri potong rambut yang lama banget, 19.45-20.15 ke malioboro, 20.15-20.45 cari barang keperluan di salah satu toko di malioboro. Jam 21.00 di stasiun tugu nanya tiket, tapi ternyata loket untuk bisnis ke jakarta sudah tutup ( so sad), 21.30 mampir di indomaret beli perbekalan, jam 21.45 sampai di kost, mandi, ganti baju, merapikan kamar yang model kapal pecah, mencari dokumen wisuda, packing sampai jam 24.00 dan tidur.

Pagi jam 06.30, berangkat ke stasiun tugu untuk berjudi semoga masih ada tiket on the spot ke Jakarta. Untung saja dapet satu tiket meskipun di gerbong terakhir karena memang mendekati tiket penghabisan. Di tempat duduk yang tertera di tiket ternyata ada mbak mbak yang menduduki, ya terpaksa dengan sopan saya bilang “maaf, mbak..benar ini kursi no.12?..sepertinya ini kursi tempat saya, mbak...” sopan tapi sama saja mengusir. Lama lama bosan juga di dalam kereta, tanpa hape, tanpa game, tanpa MP3 hanya berbekal buku dewaruci setebal 441 halaman plus koran yang saya pinjam dari or ang di kursi depan yang lumayan bisa membunuh waktu dengan kecepatan 5menit/halaman. obrolan panjang dengan bapak disebelah menggantikan buku yang mulai membosankan. Ternyata ia adalah pemilik padepokan di daerah utara hotel hyatt Yogyakarta, tempat latihan olah batin dan penyembuhan/rehabilitasi pecandu narkoba secara tradisional. Ia juga memberikan kartu namanya. Namun,  rokoknya si bapak yang tidak pernah putus membuat jengkel juga, terhitung dua bungkus lebih dihabiskan dari stasiun tugu sampai stasiun jati negara jakarta (±7jam), pingin tak rontgen dah paru parunya buat penelitian.
Jam 16.30 kereta fajar utama yang saya tumpangi tiba di pasar senen, stasiun tercinta di jakarta. Stasiun yang punya banyak kenangan..buku dewaruci ini sekali lagi sangat berguna untuk ngemper di emperen tiket sambil selonjoran menunggu teman menjemput.


maghrib di mesjid sunda kelapa, khotib ali mustafa yakub
Setangah jam menunggu, teman saya datang menjemput dan langsung meluncur ke jalanan jakarta. Suasana jalan jakarta memang sangat jauh berbeda dengan di Jogja, banyak bunyi klakson disini. Sebelum menuju rumahnya di kawasan menteng dalam, kami singgah di rumah Jendral Abdul Haris Nasution, panglima jendral yang selamat dari tragedi PKI. Rumahnya kini menjadi museum dengan patung beliau berdiri di depannya.  Dari tempat ini kami menuju mesjid cut mutia, mesjid putih tua, untuk melaksanakan sholat azhar, sementara menunggu sholat, saya (tidak) menikmati tahu gejrot yang mangkal di halaman mesjid, rasa tahunya kemana,
 bumbunya kemana..! Waktu maghrib cepat sekali tiba (ya iyalah..solah azharnya tadi aja udah jam 17.15an), kami mampir lagi di mesjid sunda kelapa yang terkenal itu, mesjid besar berwarna hijau..saya juga ikut masuk ke dalam ruang mesjid (tentunya tidak ikut sholat), ikut dalam barisan jamaat sholat sambil mendengarkan khotbah dari khotib pak Ali mustafa yakub yang mulai terkenal saat menjadi imam penyambut kedatangan Barack dan Michelle obama saat kunjungan di mesjid Istiqlal tahun lalu. Sekitar 15 menit mendengarkan ceramah beliau, kami pun langsung meluncur ke menteng dalam.

Setelah melempar barang bawaan,membersihkan diri, kemudian berkenalan dengan kedua orang tua teman saya itu. kami langsung meluncur keluar untuk mencari tempat makan. Kami makan di Ali baba steak. Sejujurnya saya tidak mengerti apa yang harus saya makan di tempat ini. Otomatis secara refleks saya jawab : “sama kayak Aris tante”, saat ditanya apa yang ingin saya pesan.  Maka datanglah seonggok daging salmon berwarna merah orange dengan kenatang dan jagung. Secara nutrisi tentu saja tidak usah di tanyakan lagi. Ikan salmon hidup di laut dalam negara iklim dingin pastinya banyak kandungan protein dan endapan mineral. Tapi secara rasa mungkin (juga harusnya) enak tapi suasana tidak bebas dan sungkan membuat makanan menjadi tidak enak. Saya menghabiskan makanan ini dengan amat susah payah,  mendorong dengan air minum supaya bisa hanyut ke  kerongkongan... akhirnya habis juga walaupun sayurnya tidak tersentuh. Rasanya perut penuh banget, penuh 500mL air.


Dari Batavia sampai Jakarta
Seusai sarapan jam 06.30 saya mandi dan nonton tivi, sedang aris pergi ke rumah sakit untuk ikut laporan pagi dan kemudian pulang lagi (a.k.a bolos). Setengah 9 kami keluar jalan kaki menuju jalan casablanca. Naik angkot warna biru ke arah mega kuningan-karet. Padahal sudah jam 9 tetap saja macet panasnya poll. Tidak betah lama lama di dalam angkot (yang gak bergerak), baru sampai bundaran mega kuningan, kami turun dan melanjutkan dengan jalan kaki ke arah halte karet. Ternyata masih 3000an meter dan tidak ada pedestrian plus debu proyek dimana mana. Tapi lumayan di mega kuningan banyak gedung gedung besar pusatnya pemukiman dan perkantoran ekpatriat, hotel JW marriot dan ritz carlton yang bagus dilihat, ada lagi gedung sampoerna yang besar, siapa coba yang tidak tahu sampoerna. Memang saya mendes (mental desa). Di halte karet ini lah sejarah hidup saya terukir, saya naik trans jakarta (mendes lagi). Trans jakarta yang tak pernah sepi dan selalu tidak dapat tempat duduk, jauh beda dengan transjogja yang selalu terlihat lengang. Berbekal peta trayek transjakarta yang saya download dan print saat di jogja, kami menuju ke halte harmoni kemudian transit dan berganti bis ke arah halte Kota. Dari halte Kota kemudian menyebrang melalui lorong bawah tanah sampai di sebrang jalan di depan museum Bank mandiri.

Museum bank Mandiri

mau ambil duit
Menitipkan tas, membeli tiket , dan masuk. Isinya anak sekolah semua tapi secara umum sepi sekali karena tidak ada benda spesial didalam sini. museum ini menampilkan siatuasi bank dan peralatan perbankan jaman dulu. Ada kalkulator sebesar mesin ketik, buku tabungan seberat 5kilogram (busyettt), kamar brankas bawah tanah yang semacam penjara lawang sewu mistisnya, dan diorama situasi orang-orang bertransaksi dalam bank tersebut. Ada juga ruangan VoC yang menampilakan foto 5 koloni VoC kala itu. Ada Bataviasche, Brutonzorg (Bogor), semarang, bandung, dan cirebon dengan lambang lambang yang khas.



Museum Wayang

wayang kembar
Pasti isinya wayang!!. Mulai dari wayang jawa, sumatera , bali sampai wayang Cina. Wayang jawa pun ada macem macem ada wayang gaya banten, cirebon, jogja, solo sampai gaya banyuwangi.ada wayang kulitm wayang kayu, sampai wayang kain.  Ada juga topeng topeng daerah. Hal menariknya lagi kita bisa tebak tebakan kira kira ini topeng asalnya dari mana?? Karena tiap daerah mempunyai gaya yang berbeda dan khas. Museum ini isinya sangat berharga buat dilihat dan di baca. Koleksinya lengkap, penataan dan pencahayaannya bagus, tempatnya juga nyaman... lagi lagi disini full anak SD dan anak TK serta gurunya yang sedang teriak teriak menerangkan sedangkan muridnya lari lari bercanda..di bagian depan juga ada dua ondel ondel besar yang siap di ajak bermain. Artinya ondhel ondhel sebenarnya juga sebuah wayang.




Bersepeda onthel di Kota Tua, Museum bahari, pelabuhan sunda kelapa, jembatan intan, dan museum fatahillah
Kami menyewa 2 sepeda onthel untuk berkeliling kota tua, satu saya kendarai dan satu lagi teman saya dibonceng oleh yang punya sepeda sekaligus sebagai guide. Cukup lengkap rasanya bersepada onthel dengan menggunakan topi ala menir belanda jaman kolonial, topi putih mirip di acara anto jadoel di tivi merah. Sangat menyenangkan bisa bersepeda di jakarta.  Yang sangat menggangu adalah jalur wisata yang kita lewati dengan sepeda bergabung dengan jalur umum yang banyak didominasi tru truk tronton yang akan dan datang dari pelabuhan membuat sesak karena banyak debu debu semen beterbangan, dan bisa dibayangkan kalo kesenggol tronton, bisa bisa saya jadi nyamuk ketepok  tangan.

jakarta dari atas menara pandang sunda kelapa

                                                                   Pelabuhan sunda kelapa didominasi oleh kapal kapal berukuran sedang yang menggunakan mesin dan layar dengan bahan badan kapal dari kayu.  kapal layar disini banyak yang mengangkut semen dan juga mencari ikan dari dan ke kalimantan atau sulawesi. Bisa di bayangkan betapa megahnya pelabuhan ini pada jamannya di tahun 1700an. Dari pelabuhan ini kami menuju menara pandang pelabuhan, dari atas bisa dilihat jauh ke laut lepas pelabuhan dan juga bisa mengawasi kapal kapal yang akan berlabuh atau akan melaut. Dari sini juga tampak gedung gedung jakarta sekaligus rumah rumah kumuh di bantaran kali hitam ciliwung yang saya yakin dulu pasti tidak seburuk yang saya saksikan saat ini. 




perahu yang ada di relief borobudur-museum bahari
Tidak jauh dari pelabuhan ada museum besar bernama museum bahari, didalamnya banyak contoh perahu tradisional suku suku yang ada di indonesia. Kapal cina dan pinisi tetap yang designnya paling bagus. Tapi perahu papua lebih ajaib, dibuat dari satu batang pohon besar yang di lubangi tengahnya jadi tidak ada paku atau sambungan kayu (wajarlah, di papua kan gampang mencari kayu sebesar perahu). Dulu museum yang punya banyak jendela kayu besar besar dan tembok super tebal (60 senti) ini adalah gudang penyimpanan rempah-rempah yang dikumpulkan dari indonesia timur untuk dijual oleh VOC ke Eropa. Disinilah saya tau cerita kematian gubernur jendral VOC yang terkenal kejam saat itu Joen peterzoon Coen (JP Coen) yang dibuku sejarah disebutkan mati terkena wabah kolera yang menyerang ciliwung saat itu. Ternyata dia mati dibunuh pemuda Indonesia. Jelas malu, masak petinggi belanda dibunuh pribumi yang saat itu semacam budak. Bagaimana si pemuda bisa membunuh JP Coen?? Menurut si guide JP Coen ternyata tertarik mempelajari ilmu hidup abadi jaman dulu yang bernama ajian RAWA RONTEK, yang jika dibunuh bisa hidup lagi. Pemuda pribumi mengetahui kelemahan dari ilmu ini. Saat bertarung, si pemuda berhasil memenggal kepala si jendral kemudian tidak membiarkan bagian tubuhnya menyentuh bumi dan bertemu. Bagian tubuhnya di kubur di tempat terpisah. Satu kuburannya ada di museum bahari yang dipercaya adalah kepalanya.

jembatan intan-tergaul dijamannya
Sepeda dikayuh menuju kawasan pertokoan bernama redshop/toko merah, toko besar berwarna besar bermotif bata berpintu besar dan tinggi khas bangunan negara empat musim. Gedung ini tidak bisa dimasuki, jadi lumayanlah bisa menikmati bagian depannya. Cukup menyebarang kita sudah sampai di jembatan intan, jembatan belah tengah, bisa diangkat dan disambungkan. mirip jembatan sungai thames di London. Ceritanya pada jaman dulu jembatan ini menghubungkan bagian kota timur dan barat yang dipisahkan oleh sungai ciliwung, namun pada jaman itu banyak kapal rempah yang datang dari luar jawa membawa rempah rempah menuju pusat batavia melalui sungai ciliwung, jadi pas ada kapal lewat jembatan ini diangkat. Pasti cool kalo sekarang masih bisa seperti itu. Tapi ya semua tau, sungai ciliwung sekarang sudah hitam legam berlumpur, dangkal dan sampahnya menggila.

Tour sepeda onthel berakhir di museum fatahillah atau museum sejarah jakarta. Museum dengan bangunan ala eropa berpintu besar berdinding kokoh ini di cat dengan warna putih polos dengan cat kusen jendela berwarna hijau. Seperti gaya eropa, banguanan ini juga memiliki lapangan luas di depannya (city square/piazza kalau di italy). Di dalam museum dan diluar museum penuh dengan anak anak SD dan TK yang sedang melakukan karya wisata (seragamnya beda beda dan bagus bagus..maaf mendes lagi karena saya dulu langsung SD). Bahagianya melihat masih banyak anak anak yang mengunjungi tempat bersejarah meski dalam kerangka kewajiban tugas sekolah. Minimal mereka lebih beruntung. Saya baru bisa ke tempat ini saat duduk di bangku kuliah  dan tepatnya sudah selesai kuliah. Mereka masih TK saja sudah bisa pergi ke tempat ini. 




kejamnya belanda pada pribumi-museum fata
Di dalam museum terpajang model orang belanda yang sedang melakukan hukuman gantung pada orang pribumi, ada juga cermin cermin besar yang horror. Ada juga lukisan lukisan mengenai pemberontakan masyarakat pribumi pada belanda diantaranya Sultan Agung yang terkenal dari Mataram Yogyakarta. 

penjara p.diponegoro-perhatikan bola bola besinya
Di halaman belakang ada satu uang yang terkenal, ruang sempit dan sangat amat sempit dengan batu batu beton berbentuk bola sebesar bola sepak yang ternyata adalah penjara Pangeran Diponegoro karena telah melakukan pemberontakan perang diponegoro tahun 1825-1830. Di tempat sempit inilah beliau diikat dengan rantai yang di beri pemberat bola beton sebelum di pindahkan ke manado dan ujung pandang.

Sambil jalan ke halte busway
Wayan : ‘ris, katanya lo mau balik ke kampus lagi siang ini??
Aris : “gak lah, udah TA..sekalian kabur...
Wayan : maapkan saya karena telah melanggar UUD 1945 untuk ikut mencerdaskan bangsa (dalam hati saja)


piazza san batavia
Perempatan kota tua ke arah Harmoni benar benar seperti keadaan jakarta yang saya tau dari tivi, pengap, angkot berserakan sembarangan, kaki lima tumpah ruah, pengemis, pengamen, tampang pencopet bergerilya cari duit, suara klakson bikin emosi (masih kalah si sama klakson medan..soalanya disini semua klakson mobil..bukan klakson yang suaranya woi..minggir!!) Huffp..berhasil juga nyebrang ke halte trans di sebrang jalan. Berbusway siang siang bolong ke arah harmony bukan pilihan yang terlalu tepat karena sumpek pek..penuh nuh.,.tapi asiknya gak macet...liat kendaraan pribadi di sebelah bis i, langsung teriak :syukurin kena macet,bosen bosen...sana..makanya mobil gede-gede jangan cuma buat satu orang..kan jalan jadi penuh..(lagi lagi hanya dalam hati).

baru selese ngepel dari pagi sampe jam 12..
betapa kecilnya hambaMu
Tujuan berikutnya adalah Istiqlal, untuk apa?? Tentu saja untuk beli oleh oleh!!, ya pastinya untuk sholat. Saya udah beberapa kali lewat di di depan istiqlal tapi belum pernah masuk ke ruang utama yang biasanya untuk sholat idul fitri/adha yang ada presidennya. Yang sholat hanya si aris, saya cuma ikut masuk dan duduk disamping orang yang sholat. Wah gede banget mesjid ini..dipikiran saya yang pertama adalah..saya mau bertemu dengan tukang pel yang bertugas disini.pasti 12 jam baru selese kerjaannya. Sandal pun harus dititipkan dan diwadahi plastik segala. Ini menandakan betapa banyaknya para maling sandal yang ikut2an sholat di sini.  Ntah berapa orang yang muat sholat di mesjid ini, yang jelas satu stadion jamaah kayaknya cukup. 

istiqlal-masih yang terbesar di asia tenggara
Dari halaman depan, dalam, sampai keluar lewat halaman belakang sudah cukup membuat haus wus... memutar mutar jalan sampai sempat singgah sebentar di gedung kesenian jakarta, kebetulan di dalamnya ada syuting dangdutan untuk acara TVRI (yang tidak menarik).





spagetti ice cream @IDR 27K
Apa komplikasi jalan kaki di tengah siang bolong di Jakarta. Yap, tentu saja haus dan lapar.. Apa kuliner yang jadi andalan di sekitar sini? Ya..ini Ragusa Es krim Italia. Di depannya ada jualan mie seafood juga. Masuk ke es ragusa ini tempatnya kecil sempit tapi pengunjungnya ramai. Mulai dari yang generasi tahun 70(an) sampai generasi milenium dan ada kru dari trans TV juga. Di luar expetasi saya, ternyata penjualnya KOKO dan CICI buka sinyore dari Italy. Padahal dari foto2 yang terpampang di dindingnya, tempat ini udah ada sejak jaman gubernur belanda pak JP Coen dr belanda. Cukup dengan 27.500 rupiah (cukup mahal maksudnya), es krim spageti lembut dengan taburan coklat porsi besar bisa disantap.  Ini kedai es krim yang bisa menyamai enaknya kedai es krim tua di surabaya yang rasanya klasik dan beragam.
Keluar dari es krim Cina rasa Italia,  langsung berhadapan dengan jalan besar yang lapang dan lengang. Kali ini mau coba transport yang lain. Naik bajaj. ini bakal jadi pengalaman pertama yang seru...,

mamang bajaj
Aris : “bang, pasar senen ya??
Wayan : dengan heboh mencoba membuka pitu sampingnya
Pak bajuri : kagak usah dibuka mas..langsung loncat aja naiknya..
Wayan : oh begitu..dengan semangat patlima..

Sampe di depan gerbang passer baru : bersama abang bajuri yang lagi nongkrong..
Wayan : “bang pinjem bajajnya buat dicoba dan foto foto ya??
Bajuri : ya, asal ada uang rokoknya mas..
Setelah misi selesai, satu lembar uang 2ribuan saya kasi bapaknya...(bisa buat beli 4batang rokok linting...)

Baru masuk gerbang :
Stranger : “selamat siang mas,.mas baru pertama kali datang ke pasarr baru??:
Aris : ya, pak ini temen saya dari jogja pingin jalan jalan kesini...ada apa ya pak??
Stranger : wah selamat ya mas, karena mas pengunjung baru di sini mas dapet diskon 75 0 persen. Mas cukup membayar jam tangan ini 30ribu rupiah dari harga aslinya 200ribu.
Wayan : “gak pak, saya udah punya jam” (sambil menunjukkan jam di tangan kanan saa).. langsung melengos..
Ceritanya, ini pasar modern yang pertama kali di jakarta/batavia yang dibangun belanda.  Banyak si barang barang unik tapi saya memang tidak niat belanja. Yang kita lakukan disini adalah mencuci kacamata si aris di toko garansinya..jadi gratis dan langsung pulang. Asal tau juga gang kelinci di lagunya titik puspa ada di pasar ini lo teman teman. Weit..sebelum gerbang ketemu sales jam yang tadi lagi dan dia mencoba triknya lagi ke kita..dia lupa kalu dia sudah menawari kita berdua pas tadi masuk. 

katedral jakarta
perjalanan dilanjutkan menuju katedral. Ntah sebenarnya boleh masuk atau tidak tapi satpamnya diam saja. kami ngekor dibelakang orang lain yang berbaju rapi yang akan beribadah (kami juga cukup rapi kok). Tujuan kami hanyalah berkunjung menikmati kekhasan gereja katedral. Gereja punya kekhususan rasa yang spesifik, pasti luas, beratap sangat tinggi dan terkesan detail dan megah, suasananya pun hening dan sangat pribadi, hanya antara kau dan Tuhanmu. Katedral sendiri dari bahasa sananya berarti kursi/tahta kedudukan dimana bertahta seorang uskup/uskup agung. Keuskupan ibarat sebuah provinsi gereja gereja, atau pusatnya gereja dari sebuah ke”propinsi’an gereja katolik. Kalo di Indonesia ada keuskupan jakarta, kupang, semarang,dll.  Jadi katedral jakarta ini bukan pusat dari gereja di daerah Indonesia lainnya melainkan sejajar dengan ke uskupan lain yang pusatnya sama sama di vatikan.
Puas mengekplor gereja neo gothic bermenara dua ini, perjalana( kaki) dilanjutkan menuju lapangan banteng yang punya sejarah khusus. 




kerak telor
Dulu namanya lapangan ikada. Sapa yang tau?? Ya , pada 19 agustus 45 bung karno berpidato kemerdekaan disini dan mendapat sambutan rakyat di luar dugaan. Pidato kemerdekaan publik yang pertama dan masih dikelilingi senjata senjata penjajah. Di lapangan yang tidak terlalu luas ini ada sejumlah orang (kurang dari 10) sedang olah raga dan ngobrool ngobrol, sambil mengistirahatkan kaki. Di tepi jalan ada abang  menjajakan kerak telor. Hampir 20 menit makanan yg dibuat dari telur bebek, beras, kacang, dan kelapa ini baru jadi. Lama nian padahal yang beli cuma saya. Dari segi rasa biasa saja, cenderung tidak enak, mungkin juga karena sudah terlalu capek dan telat makan jadi udah mulai mati rasa lidahnya. Tapi satu hal lagi yang jauh jauh lebih penting adalah pengalamannya, pengalaman pernah makan kerak telor di jakarta, pinggir jalan dengan penjual orang betawi. Apa lagi yang kurang coba??!

Berbekal satu botol tanggung air mineral perjalanan dilanjutkan ke taman suropati daerah menteng. Kali ini kami terpaksa naik taksi karena jalur buswaynya tidak sampai kesana dan harus berganti ganti kendaraan umum ksananya. Siang itu tidak terlalu macet sehingga ongkos taxi di share berdua tidaklah mahal. Refrensi mengunjungi taman satu ini saya dapatkan dari satu artikel internet yang sempat saya search sebelumnya berjudul 99 hal yang bisa dikerjakan di Jakarta., memang benar taman ini hijau tropis dan teduh. Sekumpulan pohon hijau dikelilingi seliweran kendaraan, sekumpulan orang yang sedang main musik, latian bartender, duduk duduk, maen sama anak, kejar kejaran, atau sedang galau duduk di kursi sendirian.

Menimang nimang waktu sudah sore(sekali), berjalan kaki melintasi rumah rumah kedubes negara sahabat di seputaran menteng diselingi rumah rumah besar dengan tembok yang tingginya menggambarkan hati para penghuni di dalamnya (ntah ada penghuninya atau tidak, karena sama sekali tidak kelihatan). Saya singgah di satu SD istimewa, SDnya presiden Barack Obama. SD yang dengan bangganya membuatkan patung untuk kunjungan (yang batal) si Barry ke mantan SD nya. 


Berjalan dua kilometer sampailah di depan minimarket istimewa yang belum ada di jogja. 711 (baca : seven eleven). Tepat di depannya ada taman menteng. Taman yang banyak bangunan kaca kaca transparannya plus ABG ABG gaul jakarta. Disnilah saya dipaksa minum minuman sejenis soda dengan ukuran gelas jumvo bernama SLURRPEE!!.., cara minumnya adalah : sebelum meminum..tariklah napas sedalam dalam dan sebanyak banyaknya untuk meningkatkan cadangan oksigen di paru kemudian sedot sedalam dalamnya minuman semi-es ini dengan satu sedotan terpanjang yang kamu bisa tanpa putus. Kemudian tahan dan telan pelan pelan..SENSASINYA DUAHHHSYATTT..bener bener ABABIL rasanya. Saya gak kuat..mata saya langsung merah dan terpejam pejam. Dinginnya sampai otak ter-freeze!

Perjalanan kaki dilanjutkan lagi ke arah bundaran HI melewati dalam gedung wisma nusantara TV one.
Wayan “ ris, ini orang orang ngapain nyegat taxi di tengah jalan??”
Aris : :dudul lo, itu yang namanya joki”
Setelah saya menerima penjelasan panjang lebar, apa, siapa, ngapain si joki ini, saya mencoba berpraktek menjadi joki. Mengacungkan tangan, menawarkan diri pada mobil mobil yang lewat. TAPI TIDAK LAKU! Anehnya adalah, joki itu melanggar hukum tapi tepat diujung jalan dimanan para joki berjejer menawarkan jasa ada beberapa polisi yang sedang berjaga. Jangan jangan mereka bagi bagi penghasilan.

Lama mengalay menuruti keinginan mental desa saya, bosan juga berdiri didalam bundaran HI, maen maen air dan sekedar tiduran di tengah jalur tersibuk Jakarta. Langkah kaki di arahkan ke arah jalan jaksa melewati Sarinah mall. Pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia. Akhirnya dapat menikmati udara dingin dan bisa mengistirahatkan kaki sambil asik nonton video konser david foster di salah satu toko CD bersama para mas dan mbak serta salah satu personel kahitna. Di ujung sarinah adalah Jalan sabang yang konon lampu merah adalah lagi lagi yang pertama dijakarta dan Indonesia juga pastinya. Jalan ini dibagi dalam dua jalur dengan pemisah jalan yang tidak rasional, tingginya hanya kurang dari 5 sentimeter.

lebih dari 5 kilometer sejak dari taman suropati sampailah di Jalan Jaksa, jalan pusatnya backpacker internasional menginap di Jkarta. Persis seperti kawasan sosrowijayan malioboro dan poppies line Kuta. Sepanjang jalan ini isinya losmen, kafe, dan penyetan dengan para bule berseliweran.masuk ke gang gang hanya sekedar untuk tau isinya, akhirnya kami memutuskan makan di kafe makanan melayu india memesan roti canai tissue dan teh tarik. Makanan yang datang adalh roti kerucut sitinggi 70 centimeter.damn!!







Sama sekali tidak terasa karena jam sudah pukul 20.00, kami pulang jalan kaki ke sarinah lagi untuk mengejar busway ke arah karet. Malam itu busway sudah sepi tapi tetap saja jalan tetap macet mobil mobil pribadi. Dari halte karet inilah dimulai perjalanan mencari kitab suci di rumah. Perjuangan yang berat. Setelah 12 jam berolahraga menikmati lenggak lenggok jakarta, kini kami harus jalan kaki lagi sejauh 4kilometer. Kaki saya sudah panas memakai sandal selama seharian. Saya memeutuskan jalan tanpa sandal sampai di rumah. Di jalan saya sempat checkpoin mengistirahatkan kaki berkali kali di dapan gedung gedung tinggi, di bawah terowongan casablanca. Namun tetap saja didekat rumah sempat berfoto di rumah yang dulu di kontrak keluarga Obama saat di Jakarta. Petualangan berkahir jam 10malam dengan hasil memuaskan dan kaki mengenaskan.