Wednesday 7 March 2012

bad guy goes to hell, good guy goes to PACITAN


courtesy of kaskus.us-salah satu pantai di pacitan
Rinduku pada pacitan terakumulasi sejak dulu. Sejak pacitan mulai menjadi  sasaran liputan televisi dan media cetak. Sejak dua tahunan ini media berlomba memberitakan betapa mempesonanya debur-debur ombak dipesisir pacitan, bahwa gulungan ombaknya telah memanggil para wisatawan asing pehobi surfing ketempat yang lumayan terpencil ini. Rinduku pada pacitan seperti rindu-rindu mahasiswa lainnya yang selalu ingin kabur dari  penat akan sibuknya dunia kademik, sebuah rindu yang sempurna di gambarkan oleh taufik ismail akan kerinduannya pada padang padang luas di sumba.

Siang itu saya membuat ide dadakan, inilah saatnya untuk menyambangi pacitan. Tanpa pikir panjang saya mengambil keputusan untuk pergi besok pagi. biasa saya melalukan riset singkat lewat google tentang what to do, what to see, and how to get there. kemudian Secara random saya menghubungi beberapa orang yang sekiranya bisa saya ajak mendadak termasuk melalui status facebook dan sms. Pada akhirnya terkumpullah 5 orang.malam harinya 5 orang konfirm untuk bergabung esok hari. 

Jam setengah 7 pagi kami meluncur dari meeting point di seputaran jalan monjali menggunakan travel Joga-pacitan. Moda transportasi umum satu-satunya yang meluncur langsung tanpa transit.  Moda ini pula ternyata secara hutungan fiansial menjadi lebih irit ketimbang naik bis. Kali ini saya malas direpotkan dengan motor. Naik kendaraan umum, tinggal naik, tidur dan diturunkan ditempat yang kita mau dengan badan yang masih segar bugar serta keselamatn yang jauh lebih terjamin. Di dalam travel ini pula saya bisa menyusun semua rencana dengan bantuan narasumber penumpang asli pacitan yang ada disamping saya. Sudah 3 kali jarum panjang jam saya melewati angka 12,mobil kami pun mulai masuk ke wilayah pacitan, wilayah bukit tandus panas senasib dengan gunung kidul, melewati belokan-belokan maut hingga membuat seorang teman saya mendekapkan plastik ke mulut untuk menampung isi perutnya yang meloncat keluar. 

siang hari di teleng ria
di pantai teleng ria kami ditunkan oleh travel, di pantai yang terletak di pinggiran kota inilah kami akan stay. tanpa membuang sedikitpun waktu, kaki kami langkahkan langsung ke bibir pantai untuk mamanggang diri dibawah teriknya mentari tanpa awan sama sekali ditambah silaunya pantulan cahaya dari gulungan ombak pantai. hebatnya teman jalan kami yang paling senior langsung buka baju,berenang dan berjemur di jam 12 begini. sungguh keterlaluan niatnya. Saya sendiri bertekuk lutut di gubuk kecil pinggir pantai yang lumayan melindungi diri dari panas yang membuat kepala pening.

ini dia sotonya
Happy bay bungalow di panatai teleng ria kami pilih sebagai basecamp, disini juga kami rental 3 motor. Perjalanan menjelajah pacitan dimulai dari sini. Di pertigaan keluar dari pantai ada sebuah warung makan dengan menu andalan soto, disinilah sebuah penemuan baru terjadi. Saya menemukan soto terlezat sepanjang 22 tahun hidup di dunia. Soto kudus, soto surabaya, soto padang, soto betawi, soto ambengan, soto sokaraja, soto asalan pinggir jalan, sampai soto restauran masih kalah sama soto di tempat ini. Top banget!3 kali tambah nasi sudah cukup membuktikan kelezatan rasanya.

Dari peta yang saya download jarak pacitan ke arah klayar sejauh 40 KM. Pada kenyataannya tidaklah begitu. Perjalanan tidak selamanya mulus, berbekal penunjuk jalan dan tanya tanya di perempatan kami memacu kendaraan sewa kami. Di tengah jalan salah satu motor kami mengalami bocor ban, bocor bannya pun tidak biasa. Saat dibuka ban dalamnya tergores lurus sepanjang hampir 20 CM. Benar benar sudah tidak bisa diselamatkan dengan tambalan dan harus diganti dengan yang baru. Beruntung sekali pecah bannya di pintu masuk hutan jati yang masih belum jauh dari perkampungan.

Mas tambal ban  menanyakan maksud kedatangan kami ke pacitan.  “ apa toh yang kalian cari jauh jauh ke pacitan” wong Cuma pantai ya gitu gitu aja...masnya malah bilang seperti itu. Ya, sama aja seperti sekian ribu manusia disamping keraton yang sama sekali tidak terarik untuk mengunjungi keraton. Alamiah dan tidak masalah. Tapi dari mas ini pula yang membuat kami sadar kami telah memilih jalur yang salah dan memutar.  Dari arah pacitan menuju jogja melewati pasar punung dan carilah mesjid besar dikiri jalan, berbelok lah disini dan ikuti penunjuk jalan “begitulah pesan masnya seblum memberikan uang kembalian’. Dari petuah mas tadi si kesanya jaraknya pendek. padahal sudah ratusan kelokan, naik turun di jalan yang cukup hanya dilewati satu setengah mobil, di tengah hutan, jarang bahkan tidak ada penduduk rasanya belum ada tanda tanda kberadaan pantai. samapi menemukan pertigaan kecil bergambar tanda panah ke arah klayar membayar ketidaksabaran kami. 

di belokan terkahir yang berada diatas bukit kami berhenti. menyaksikan pantai panjang berpasir putih di pagari pohon pohon kelapa menjulang dengan benteng  pahatan  alam pada batu-batu karst raksasa. sungguh terlalu indahnya. (ikuti keindahan pantai klayar, srau, watu karung dan goa gong di cerita selanjutnyaI 

panati pacitan dari atas (courtesy of google)

denah ke pantai klayar (courtesy of kaskus.us)

mendorong motor rental dari pintu hutan sampai ktemu masyarakat (ban bocor)





Sunday 4 March 2012

dari macetnya taman safari sampai kejar-kejaran di kebun raya bogor


Hari terakhir di Jakarta rencananya akan saya habiskan di Bogor. Berhubung ini hari minggu rasanya memungkinkan menggunakan kendaraan pribadi menuju Bogor. Pagi itu, rencananya kami akan dihantarkan dengan mobil sampai terminal, tapi melihat jalanan yang cukup sepi rasanya nanggung dan ujung ujungnya kami diantar sampai pertigaan jagorawi bogor. Dari sini disambung angkot naik ke arah ciawi, di perempatan ciawi nyambung angkot lagi ke arah taman safari. Saat itu masih jam 11 pagi, kondisi lalu lintas masih masuk kategori ramai lancar dari kedua arah. Dan enaknya bogor itu adalah sangat gampang mencari angkot. untuk sampai taman safari kami harus naik angkot yang beda lagi. Saking lamanya gak jalan jalan, kami charter saja berhubung harganya hanya 2 kali harga perorang kalo itungan angkot penuh.

sapi india
Aduh..emak..mahal sekali harga tiketnya 100ribu. Kepalang basah sudah jauh jauh kesini masak samapai di depan loket, gak jadi beli seperti saat ke keong mas taman mini (cerita sebelumnya klik disini).. dan lagian disini tidak ada alternatif lain yang bisa dikerjakan. Saya menyerahkan selembar uang merah ke mbaknya dengan doa semoga semuanya nanti terbayarkan. Untuk safari zoo ini, saya sengaja berburu kursi paling depan di bus yang akan kami gunakan untuk keliling. Berwisata disini bisa menggunakan bus desain safari yang disediakan atau bisa juga pakai kendaraan pribadi. Syaratnya cuma satu “anda tidak boleh turun dari kendaraan anda”,. 

Dari samping sopir seorang pemandu wisata menjelaskan satu persatu profil satwa yang kita temui..lucunya mas mas pemandu ini selalu menceritakannya dengan sangat lucu..dan tidak jayus sama sekali. Penjelasanya tidak formal tapi berisi. Hewan-hewan disini memang didesain menempati wilayah kekuasaan tersendiri sehingga tidak terjadi konflik kehewanan. para herbivora diletakkan jauh dari area pemakan daging. Tapi yang sama dari semuanya adalah hewan disini semuanya narsistikstik dan exhibisionis serta punya mental pengemis. Ada macam macam rusa, kuda nil yang pemalas, sapi milgai india yang cantik bola matanya, kerbau preman jalanan, sampai harimau benggala yang segede gadjah. Aduh pokoknya semua hewan yang ada di animal planet (noraknya saya) ada disini. Hahaa..tapi yang paling lucu adalah ngelihat Ilama yang kawin di muka umum..maklum disana gak disediakan kamar bercinta. Petualangan di taman safari diakhiri dengan main main bersama gadjah dan berfoto dengan memangku harimau...semua orang yang ke taman safari kayaknya pasti ambil foto sambil mangku harimau ini. Ya mudah mudahan suatu saat bisa safari beneran ditempat yang beneran seperti di Tanzania kilimanjaro..paling tidak saat ini punya modal mengenal nama nama binatang.


istana bogor
Untuk kembali ke bogor kami menggunakan rute yang sama dengan 3 kali ganti angkot turun ke arah kota. Tapi jalanan bukan padat merayap lagi melainkan tidak bergerak. Diangkot bagian depan yang sangat sempit dengan pintu rusak saya harus berjejal bertiga. Sampai saya ketiduran hampir sejaman kita pun belum sampai ditujuan. Total hampir 3 jam kita dimakan macet. Benar benar merusak mood. belum cukup segitu, sampai di tugu kujang pun kami susah memilih angkot karena semua arah kota macet total. Akhirnya kami jalan kaki juga sampai dapat angkot ke arah kota. Aduh laper juga udah gak ketulungan, dan kelaparan ini hanya sempet dikompensasi dengan sebungkus toge goreng yang isi dan rasanya seperti pecel jawa biasa saja (ini makanan khas bogor lo)

Mumpung di bogor rsanya kurang pas kalo tidak berkunjung ke kebun raya bogor. Tapi itung-itungan waktu dan macet rasanya sangat mepet (Rencannya adalah nanti malam jam 19 saya harus ke stasiun untuk kembali ke jogja mengurus wisuda). Jalan kaki dilanjutkan sampai kebun raya bogor mengingat kalau ngangkot akan muter muter dulu. Tanpa basa basi langsung tancap gas, jalan cepat ke dalam kebun raya bogor. Mengingat ngingat tempat tempat yang dulu pernah dikunjungi. Dari target yang udah ada di kepala , saya cuma punya waktu setengah jam untuk keluar lagi dari kebun yang luas ini. Alhasil di dalam benar-benar lari dalam arti sebenarnya dari kuburan belanda, ke arah kolam istana bogor, ke area pandan, ke arah raflesia arnoldi, jembatan merah dan sampai di taman tempat orang orang piknik pesta kebun. Untung saja kami tidak harus keluar memutar ke arah gate masuk karena ini masih kurang dari 5 menit waktu pintu keluar ditutup.

Usaha kejar-kejaran dengan waktu menjadi sia sia sama sekali karena bis dari terminal bogor ke jakarta ngetemnya hampir sejam nunggu penuh, tol jagorawi pun macet bukan kepalang. Jalan tol yang siang tadi cuma lewat setangah jam, skarang untuk sampai diterminal kampung rambutan saja makan waktu 2 jam plus macet di busway sejam untuk sampai rumah. Tentu saja saya sudah ketinggalan kereta. Kebrangkatan ke jogja pun di tunda sampai subuh esok harinya. HUFFFF..

preman taman safari

kawin di muka umum


foto bareng kucing




Saturday 3 March 2012

Bersepeda Keliling Indonesia


Menembus lalu lintas sabtu pagi Jakarta tidak sampai membuat dahi mengkerut kerut karena hampir semua kantor tutup pada hari ini. Waktu yang kami habiskan dijalan hanya sekitaran 1 jam saja untuk sampai di gate Taman Mini Indonesia Indah (TMII).  Mobil kami parkir di depan teater keong mas.  Maksud hati ingin pernah merasakan nonton di dalam teater ini, maka saya pun antri di barisan pengantri tiket, karena tempat antrian lumayan panjang sampai di depan loket saya baru bisa dengan jelas membaca tulisan besar harga tiket. Untuk pertunjukan biasa harganya 50ribu.  Mbak penjaga loket menanyakan berapa tiket yang akan saya beli dan dengan pelan saya menjawab, heee..hee..Gak jadi mbak!(sambil cengar cengir).  XXI aja harganya 20ribu isinya film hollywood.

Taman mini itu isinya ternyata bukan anjungan budaya daerah saja tetapi juga ada puluhan museum yang gede gede, taman taman, taman bermain, gedung gedung pertemuan, dan sarana edukatif lain. Dengan waktu terbatas ditemani sebotol air mineral yang saya beli di dalam dengan harga 2 kali harga indomaret saya berjalan ke gedung purna bakti pertiwi, gedung kesayangan pak harto yang berbentuk tumpeeng atau gunungan, megah tapi sayangnya terlalu besar jadi rasanya sudah malas mau masuk. Gerakan saving tenaga ditengah teriknya cuaca.

rumah minangkabau
Setiap orang yang ke taman mini pasti mau masuk ke dalam rumah-rumah adat kan?? Gak ada yang ke sini karena alasan mau ke museum saja.  Berhubung anjungan ada 30an lebih dan jaraknya jauh, kami memilih mengelilingi dengan sepeda tandem yang kami sewa selama 3 jam. Petualangan di mulai dari Aceh, dilanjutkan Sumatera Utara tempat kami mencoba lompat batu pulau nias yang pertma saya kenal dari uang seribuan. melihat tinggi batunya aja udah ciut nyali. tapi sayang kalu tidak mencoba. percobaan loncatan pertama sampai terakhir hasilnya gagal. disamping rumah nias ada rumah batak Toba yang sedang rame karena sedang ada reuni sebuah perkumpulan orang batak yang organ tunggalan keras keras. Pindah  ke sumatera barat untuk mencari tahu isi rumah gadang dan baju pengantin orang minang. 

Mencari rute teredekat, kami langsung ke pulaunya masyarakat dayak. kayuhan sepeda mendarat di depan kalimantan barat, rumah orang dayak itu berupa panggung yang besar besar, kalu dibayangkan bisa memuat    berpuluh-puluh anggota keluarga, disamping itu mereka juga punya semacam rumah pohon yang tinggi didalamnya ada seperti tempat raja bertahta. Bersebelahan dengan itu adalah kalimantan selatan milik masyarakat banjar, ke tempat ini hanya karena teman saya adalh keturunan banjar.

Di tempat lain kami hanya island hoping (loncat dari dayak kalteng, ke toraja ke yogyakarta, ke NTT, dan Bali. Semua punya aura tersendiri. pengalaman berharga disini adalah  nama taman mini tidak mencerminkan luasnya. meskipun demikian hanya di tempat inilah kita bisa berkeliling indonesia dengan sepeda meskipun perlu stamina prima.
rumah joglo yogyakarta
tongkonan toraja