kawah ijen |
Di atas
kursi di depan meja belajar
sambil mempersiapkan ujian, pikiran saya fokus bukan pada materi ujian
tapi pada kemana saya akan pergi waktu
libur pasca ujian. Pencarian ide dimulai dengan berpikir keras untuk mengingat bucket list tempat-tempat
eksotis yang belum
dikunjungi. Dengan prioritas
budget dan waktu jatuhlah
pilihan pada kawah Ijen. Dari mana muncul ide ini?? Di tengah usaha membongkar
isi otak, saya menemukan ingatan mengenai obrolan ringan saya dengan teman dan
ada kata kata ijen disana.
Pengumpulan informasi dimulai dengan mendekatkan diri pada
Tuhanya informasi duniawi si Google, ulasan ringkas wikitravel, dan situs berbahas inggris lainnya. “oh my God” ternyata tempat ini tenar di dunia maya terbukti dengan jumlah artikel yang menggunakan kata Ijen
mencapai 3.340.000 tulisan. Di search foto fotonya makin bikin ngeiler. Kenapa sekarang saya baru tahu ada surga yang
letaknya masih di Jawa?. Memang lebih baik kepagian daripada
kesiangan, lebih baik kesiangan dari pada kemalaman, tapi kan terlambat tetap
lebih baik daripada tidak sama sekali kan??.
Makin mencari tahu, makin ke ubun ubun aja keharusan ketempat
ini. Pokoknya harus jadi titik.! Pencarian selanjutnya adalah bagaimana saya kesana?. Puluhan artikel catatan perjalanan saya baca sekilas sekilas sampai
menemukan 2 (dua) jalur utama kesana yaitu lewat banyuwangi atau
lewat bondowoso dengan kelebihan dan kekurangan masing masing. Rencana
pun tersusun seperti ini : pagi
hari dari Yogyakarta ke Banyuwangi
naik kereta ekonomi sri tanjung ,
karena akan tiba tengah malam, maka menginap di stasiun, kemudian dilanjutkan
pagi menuju ke arah Paltuding,
desa tertinggi sebelum kawah ijen dengan naik angkutan desa disambung truk
pengangkut belerang, kemudian menginap di
atas dan menikmati kawah ijen saat sunrise. Very great planning with a very low budget and take a
long time, but very adventurous.
Checklist selanjutnya
adalah dengan siapa saya akan pergi?? Saya menghubungi beberapa teman saya dengan menjabarkan short itinerary-nya. Di antara hampir 10 teman yang masuk list kemungkinan berminat hanya 3 orang yang menyatakan akan ikut, itu pun akhirnya cuma 1 (satu) yang bilang pasti bias sebut saja namanya Bayu. Surprisenya lagi, ia dengan
sukarela menyediakan mobil dan ada driver keluarganya yang juga ikut, otomatis itu semua merubah rencana sebelumnya tentunya merubahnya jadi
lebih baik. Walaupun kesanya jadi kurang menantang tetapi tidak masalah
karena akan lebih hemat waktu
toh?. Selain ajakan secara personal, saya
juga memposting rencana ini
di sebuah forum komunitas
traveller . Surprise lagi yang kedua
besoknya ada telpon dari akun skype asing yang ingin ikut gabung ke Ijen
setelah membaca postingan di
forum. Namanya Martin asal scotlandia. Kami pun bersepakat bertemu di situbondo
karena dia masih berada di Bali sampai hari itu.
Perjuangan
keras memajukan jadwal ujian anestesi benar benar menguras tenaga, emosi
dan pikiran. Berkutat dengan birokrasi yang serba ribet dan tidak pasti memang tidak menyenangkan. Dengan sedikit
kengototan ujian pun bisa
dilaksanakan tanpa molor lagi. Hari jumat itu, ujian
dimulai jam 14.00 dan diberi waktu dua jam untuk mengerjakan. Pukul 15.00
saya sudah mengumpulkan
jawaban ujian dan segera berlari ke parkir dengan target tidak ketinggalan kereta. Ahaaa saya belum packing sama
sekali.
Sekali lagi saya harus melempar tas kuliah
ke atas kasur dan segera menggantikannya dengan ransel kecil untuk
segera dijejalkan kaos, jins, dan segala hal keperluan travelling. Teori keselamatan berkendara pun lupa saya amalkan saat melaju ke stasiun. Semua
demi kereta api terakhir dan satu satunya yang akan menuju Madiun. Kereta terakahir ke madiun hari itu sempet saya kejar, namun
di dalam kereta madiun jaya saya belum bisa duduk manis karena
kalah berebut kursi.
aktivitas penambangan belerang di bibir kawahh ijen |
Bayu menyambangi
saya didepan gerbang stasiun madiun. Ibu dan ayahnya menyambut dangan ramah.
Kelaparan saya akibat mengerjakan ujian dan lari mengejar kereta terpuaskan
masakan ibunya, benar benar malaikat. Semalam di Madiun sudah sangat cukup
merepotkan keluarga teman bayu . saat
azan subuh mengumandang kami semua sudah bangun untuk sarapan dan bersiap siap.
Hal paling mengejutkan dari hasil persiapan ini adalah tas saya yang teryata jauh lebih kecil dari yang bayu bawa. Saya Cuma bawa ransel kecil
dan bayu bawa keril besar plus tas kamera. Saya pun bingung siapa yang salah
disini. Muncul satu lagi perbedaan adalah saat akan mulai pergi, kepergian
teman saya ini dilepas kedua orang tua seperti akan pergi sangat jauh, lama
lama diperhatikan adegannya jadi mengharukan, sedangkan saya belum ijin ke
orang tua, namun di
kemudian hari saya ijin ijin kok.
Perjalanan
ke Ijen pun dimulai dari sini…
Kemana kakimu akan melangkah lagi way?ajak2 lah, danau kalimutu kelihatanya menarik
ReplyDeleteHehehe
Ayo ayo. Ngumpulin duit dlu. Hehe..kmu juga ajak ajak. Yg dket2 dlu masih bnyak kyake
ReplyDeleteKapan lagi jalan? :D
ReplyDeleteAyo kapan lagi. Bulan ini sbkum apri siap. Kta mau naik merbabu tgl 29 maret
Delete