Nyepi tahun ini terasa ada peningkatan dalam ketahanan fisik, buktinya saya masih bisa berlari-lari walaupun sudah 24 jam tanpa makan dan minum. Nyepi diakhiri dengan sembahyang di pura yang berada di seputaran banguntapan, bantul. Memang namanya di perantauan plus daerah minoritas selalu saja ada kerinduan, kerinduan pada suasana hari raya yang dulu pernah dirasakan bersama keluarga besar. Hal ini menjadi tidak masalah karena teman selalu bisa jadi keluarga yang melebihi hangatnya keluarga. Setelah sembahyang, kami langsung menuju warung makan yang telah mendapatkan sertifikasi 100% HARAM dari MUI dan FPI (bukan nama sebenarnya). Makan dan ber-joke plus ngobrol sana sini apalagi ngobrolin orang adalah yang paling pas dan make happines come to the max.
Satu jam makan bersama rasanya belum cukup puas. Rencana pun berlanjut. Ide untuk menghabiskan waktu after nyepi yang biasa dirayakan bersama keluarga di kampung pun bermunculan. Akhirnya ide yang diterima forum saat itu adalah jalan jalan ke kebon binatang. Saya tahu yang pertama dipikiran anda adalah : “norak banget”. Anak kuliahan hang out ke KEBUN BINATANG!. Kayak gak ada bioskop atau mall aja. But, I DONT CARE!!, itu kan anda!!. Bagi kami terutama saya yang memegang filosofi : it is not about the destination, but the journey,, ngerti gak maksud daro quote ini?? Kalo anda gak ngerti berarti saya tidak lebih norak dari anda..haaa (bercanda, ,,,pembaca adalah orang paling pintar di dunia).
Terkumpulah 4 orang (mimi, ndari, njung, saya) di salah satu kost teman yang memang selalu jadi meeting point kami. Disini terjadi lagi perubahan rencana, kami tidak jadi ke kebun binatang karena alasan akan menghabiskan banyak waktu (artinya saya tidak jadi mendapatkan sertifikat kunjungan saya pertama kali seumur hidup ke kebun binatang hari ini) dan kurang bisa menikmati suasana. Munculah ide cemerlang untuk menikmati waktu hanya dengan berkeliling naik bis transjogja. Naik trans jogja si biasa, tapi ini luar biasa karena kita akan bersantai di atasnya tanpa memikirkan akan mau kemana, turun dmana, kapan sampainya dan kapan datang bisnya.
Sebagai mahasiswa yang tidak mau rugi dan selama ada yang gratis knapa harus bayar, motor kami parkir di dalam gelanggang UGM. Kami semua naik membeli tiket bis dan naik ke shelter. Tanpa menunggu lama dan tanpa tujuan dan keharusan mau naik bis jalur berapa, bis yang pertama datang inilah yang kami naiki. Sialnya ketiga teman saya mendapatkan tempat duduk dan hanya saya yang berdiri..nasib..!! peraturan kami sebelum naik adalah : kita akan asal naik, bis mana yang duluan datang akan kami naiki tanpa tau trayek bis itu akan membawa kami kemana, kemudian kami akan turun dimana kami suka.
trans jogja on malioboro street (flickr) |
Tanpa tahu bis trans jalur berapa yang kami naiki ini (FYI : ada jalur 1,2,3 A dan 1,2,3 B), dari yang kami tahu bis ini melewati daerah jalan simanjuntak, Mc donald tugu dan daerah bunderan pingit ke arah malioboro. Sampai di jalan malioboro mulai bingung antara turun atau tidak. Salah satu teman kami mengajak turun saja terus jalan ntah kemana. Kami turun di shelter pertama jalan malioboro.
Saya : ‘gimana kalo kita masuk ke malioboro mall aja..ya liat liat sapa tahu ntar ada yang menarik dan plus saya baru kesana Cuma sekali doang”
Saya memang tidak terlalu suka jalan jalan di mall..bingung mau ngapain dan sepertinya useless banget. Mungkin kalau sudah sudah sangat tidak ada ide baru masuk ke mall. Tambahan informasi : pada kesempatan kali ini Cuma saya dari 4 orang yang tidak menggunakan pakaian semestinya orang indonesia jalan jalan ke mall atau tempat umum. Saya Cuma berkaos oblong pudar, celana kolor olah raga 10 senti diatas lutut dan sandal plus gendong ransel kecil. Memang gak bisa kemana mana tanpa ransel. Dan yang enak lagi adalah bawa ransel di dada. Sangat sangat fungsional dan praktis.
Masuk di malioboro mall tanpa maksud dan tujuan, jalan dari depan langsung menuju lantai dasar di hero atau carefour/giant (saya lupa), tapi saya gak masuk..males, yang masuk kesana cuma yang cewek. Saya dan tanjung Cuma nunggu di luar. Karena dua gadis itu lama banget kami berdua masuk ke gramedia yang ada di bagian ujung lantai ini. Tujuan pertama mau liat liat kamera digital tapi berhubung harga harga tidak terjangkau ya sudah pindah ke buku. Tanjung menuju komik dan saya menuju ke bagian travelling dan bahasa. Tanpa sadar ruang dan waktu, mimi dan ndari sudah keliatan nongol bersama tanjung berdiri di rak komik sambil membaca. Itulah seninya gramedia, dari jaman saya dulu SMP kalo ke gramedia Cuma numpang baca komik atau buku lainnya, tidak perlu bawa duit, Cuma perlu bawa betis yang kuat dan umpe-umpetan dari mas mas security biar gak ketauan kalo baca sambil jongkok. Bulan ini jadwal saya lumayan lowong dan salah satu target isi waktu saya saat ini adalah mempelajari bahasa bahasa asing baru. Dan saya akan memulai dari bahasa prancis, bahasa paling seksi, perlu getaran lidah, perlu kecadelan, dan perlu memonyongkan bibir dalam melafalkannya. Target saya bukan unuk menguasainya karena hampir tidak mungkin sebab exposure untuk menggunakan dan mendengarkannya sangat jarang didapat, minimal mengerti bahsa sehari hari dan percakapan dasar. Tingkat kemampuan dasar yang cukup untuk berkenalan dengan orang lain dan ngobrol ngobrol hal hal sederhana, selebihnya bisa disambung dengan bahasa tarzan. Maka dari tulah saya membeli buku belajar bahasa prancis untuk pemula, masalah pengucapan, hari gini bisa didengar dan dipelajari lewat google languange tool. Urusan di gramedia tidak berhenti di kasir karena ternyata didekat kasir ada sekeranjang buku dan komik loakan yang harganya Cuma 2500, jadilah memborong komik dulu disini. Keluar dari gramedia pun masih mapir di toko baju (lagi lagi saya dan tanjung tidak ikut masuk).
Penawaran saya untuk makan di dalam mall tidak diterima, kami melanjutkan perjalanan (benar2 jalan kaki) ke selatan menyusur selasar emperan toko jalan malioboro. Sampai lewat hotel mutiara ketemulah gerobak lumpia yang sepertinya cukup terkenal disini. Duduk di kursi berderet sambil baca buku dan komik dan menunggu lumpia jadi. kami hanya memesan satu lumpia perorang seharga 3000 (lumpia spesial pake ayam, telor dan sayur). Memang makanannya cuma sekali libas ( ya iya lah orang Cuma satu lumpia ukuran biasa tapi tetep pake piring), yang penting bisa numpang duduk dikursinya sambil baca dan ngobrol, air minum juga kita gak beli karena udah bawa dari kost.
Selesai ritual menyantap satu lumpia kami langsung jalan lagi ke halte selanjutnya. Sekarang yang jadi prioritas aturan naik bis adalah kita akan menaiki bis yang tempat duduknya masih longgar. Maka naiklah kami bis longgar yang pertama datang bis 3A. Semua dapat tempat duduk tapi di dalam bis semua hening mebaca bacaan masing masing. Benar benar serasa turis di kota orang lain, yang kurang saat itu adalah ipod atau music player dengan headset. Saya sempat bertanya mau kemana dan kita dimana, tapi semua masih asik sendiri. Akhirnya semua sepakat hari itu dengan ideologi AWS (asal wayan senang), saya mau ke arah prambanan suapaya kita naik trans jogja dari ujung ke ujung sekalian. Driver trans jogjanya sempat menyanyakan tujuan kita dan ndari dan mimi Cuma cengar cengir tidak memberi jawaban yang jelas dan drivernya pun membalas dengan senga-cengir juga.
Menurut bapak yang kami tanya bahwa untuk ke prambanan kita tidak naik bis yang kami naiki sekarang tetapi naik trayek lain (1A), maka kami pun transit dulu di halte depan JEC. Hujan mulai turun dan target waktu sampai jam 2 sudah lewat. Saya kembali mikir mikir apakah sempet naik bis yang ke prambanan, bis yang kami tunggu ke arah prambanan datang lumayan lama, hampir 20 menit lebih kami menunggu. Kali ini semua setuju dengan usul saya untuk tetep ke prambanan shelter. Pokokny AWS. Bis jalur 1A datang dan meluncur di tengah hujan yang lumayan deras saat melewati ringroad timur dan mulai mereda di jalan solo. Saat dekat bandara saya mengubah rencana untuk tidak jadi lanjut ke shelter prambanan karena mempertimbangkan waktu yang tidak terkejar dan pekerjaan saya dan teman teman yang sebenarnya masih banyak. Kami pun turun di shelter bandara dan transit disini. Mengurungkan niat ke prambanan.
Shelter bandara ini penuh sesak. Sambil menununggu bis untuk ke arah KOPMA dari pojokan shelter terdengar dialog yang bikin saya geli dari 4 orang cewek umur 20tahunan berbaju pink.
Cewek itu: eh aku tau semua nama nama bandara di setiap kota...Cuma semarang yang aku gak tahu..
Cewek lain : sambil haha hihi..emang apa??
Cewek itu : tapi sekarang aku baru tahu kalo nama bandara di semarang itu ternyata bandara Juanda
(semua dialog dalam suara keras ditengah kerumunan orang)
Gedubrakkkkk...!!!
saya Cuma nyeletuk ke teman saya...bandara di semarang itu Ahmad yani kali mbak (dengan agak keras) dan sepertinya si mbak mbak mendengarnya. soalnya setelah itu mbaknya gak pada ribut lagi. Maaf banget ya mbak, saya gak tahan mendengarnya, geli ee. Transjogja yang dituju kali ini adalah jurusan 3A (lagi) yang tadi sempat kita turun di JEC ganti IA dan sekarang balik ke bis ini lagi. Setengah perjalan dalam bis ini tidak mendapat tempat duduk, namun tetap saja dalam kondisi berdiri semua baca komik. sampai di terminal condong catur akhirnya beberapa dapat tempat duduk. Saya melanjutkan pelajaran BAB I buku prancis pemula yang sanagt susah itu..dan yang lain menghabiskan komiknya sampai memang benar benar habis. Padahal belinya banyak.
Hampir pukul 15 sampailah kita di depan shelter KOPMA. Dipikir jam 2 kita sudah sampai lagi di tempat yang sama ternyata setelah dijalani dengan trayek yang dipersingkat membutuhkan waktu 1 jam melewati perkiraan. Wisata pemandangan dari dalam bis kita akhiri dengan sore bersama di tahu gejrot karang gayam yang terkenal serba goceng. Saya makan main course yang goceng plus kerupuk dua dan minta air putih. Selesai makan dan bayar dikasir.
Saya : saya tahu tempe telor (goceng) ditambah kerupuk 2 dan minumnya air putih, berapa mas?
Mas : 7 ribu
Saya : sambil menghitung, goceng plus kerupuk 500 kali 2 kan 6000...(dengan suara agak keras), jadi air putihnya segelas seribu mas??
Mas : ya mas..(ekspresi gak enak takut kehilangan pelanggan)
Ya heran saja, di jogja di tempat makan manapun minta air putih gratis. Memang ajaib disini. Tapi memang makanannya saya akui enak dan enak.
Moral of the story :
1. Yang penting dari wisata adalah perasaan cuek, bebaskan diri anda sebebas-bebasnya.
2. Mengamati tingkah dan obrolan orang lain ternyata mengasikkan, apalagi ada yang bisa di cela maka akan lebih asik
3. Wisata keliling trans jogja bermodalkan kolor dan kaos plus buku bacaan plus music headset plus duduk dipojokan adalah yang paling pas.
4. Kalo di suatu tempat harga makanannya murah, biasanya harga minumannya mahal.
aku sama temen2ku pernah naik trans jogja muter2 jogja ga turun2. Dengan bekal 2 liter air mineral dan beberapa bungkus snack kering. Berangkat dari kopma kembali ke kopma, lama perjalanan 2 jam.. Dan akhirnya pusing2 wkwkw
ReplyDeletemanu : haha..kamu kurang seni dikit ya bosen lah jelas kalo cuma naik doang..coba sambil baca buku main game atau gitaran sekalian biar di usir
ReplyDeleteBetul-betul..betulll... ngece2 orang mmg hiburan yg efektif dimanapun dan kapanpun... nah, klo kamu mau ke gembiraloka, nanti kami buatin juga rute2nya, hahaha...
ReplyDelete